5 Tahun Tsunami: Ribuan Warga Doa dan Zikir di Kuburan Massal


Ribuan warga menggelar doa dan zikir bersama di kuburan massal korban tsunami di kawasan Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Sabtu (26/12). Doa dan zikir untuk mengenang para korban tsunami yang terjadi 26 Desember 2004 itu berlangsung dengan khusyuk, sehingga sebagian besar dari keluaga korban mengeluarkan air mata.
Ansari, salah seorang tokoh masyarakat menyatakan, doa dan zikir yang berlangsung secara spontan tersebut juga dalam rangka memperingati lima tahun tsunami. Kegiatan doa dan zikir juga telah dilaksanakan sejak Jumat sore hingga malam harinya di masjid dan meunasah di Kota Banda Aceh, khususnya daerah yang terkena musibah tsunami.
Dihadiri Wapres Boediono
Peringatan lima tahun tsunami di Aceh dipusatkan di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Kota Banda Aceh, yang dihadiri Wakil Presiden Boediono.
Wakil Presiden Boediono juga mengunjungi kuburan massal korban bencana alam gempa bumi dan tsunami di Siron Lambaro Banda Aceh, Sabtu.
Kunjungan Wapres dan rombongan ke Banda Aceh guna mengenang bencana alam nasional yang terjadi di sebagian wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Pulau Nias Provinsi Sumatera Utara pada 26 Desember 2004.


Di kuburan massal tersebut dimakamkan puluhan ribu korban gempa bumi dan tsunami berkekuatan 8,9 pada skala Richter (SR) yang mengakibatkan sekitar 250 orang tewas dan hilang.
Wapres Boediono tampak mengenakan kemeja lengan pendek warna putih dan bercelana panjang warna gelap.
Boediono didampingi para pejabat, di antaranya mantan Gubernur NAD Mustafa Abubakar yang saat ini menjabat Menteri Negara BUMN dan mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Kuntoro Mangkusubroto yang saat ini dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Seusai mengunjungi kuburan massal di Siron Lambaro, Wapres Boediono mengunjungi kawasan Pantai Ulee Lheue di Banda Aceh, tempat berlangsungnya acara resmi mengenang lima tahun bencana gempa bumi dan tsunami.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi di NAD dan Nias pada 26 Desember 2004 sebagai bencana alam nasional.
Karena itu, Palang Merah Internasional dan tim SAR dari berbagai negara sahabat datang untuk memberikan bantuan pada proses tanggap darurat. Presiden Yudhoyono juga membentuk BRR yang tugas utamanya membangun dan merehabilitasi berbagai prasarana dan sarana fisik yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami.
Selama beberapa bulan pertama setelah musibah tersebut, tim SAR berbagai negara sahabat serta lembaga internasional dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) menyalurkan bantuan mereka, terutama mulai dari makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, air bersih, hingga pesawat udara.
Courtesy by : YouTube

0 comments:

Post a Comment